MAKASSAR,UPEKS—Memperingati Hari Anti Korupsi se-dunia dan Hak Asasi Manusia (HAM), berbagai elemen mahasiswa demo di Makassar, Senin (10/12). Aksi selain berlangsung di halaman kampus masing-masing, mereka juga demo diberbagai ruas jalan di kota ini. Demo tersebut mendapat kecaman dari berbagai elemen, termasuk sejumlah daeng becak, tukang ojek dan sopir angkutan kota. Mereka mengeluh, karena penghasilan anjlok akibat demo mahasiswa yang memacetkan jalan. Selanjutnya, tak sedikit dari yang terganggu penghasilannya itu menghawatirkan, jika aksi penutupan jalan terus dilakukan, akan memancing kemarahan warga pada mahasiswa.
Pemantauan Upeks, kemacetan terutama terjadi di sepanjang Jl Pettarani, Jl Sultan Alauddin, Jl Urip Sumiharjo, Bawakaraeng, Andi Tonro, Perintis Kemerdekaan Jl Dg Sirua. Lokasi kemacetan lainnya, Jl Adhyaksa, Batua Raya, Rappocini Raya, Toddopuli Raya Timur dan berbagai ruas jalan lainnya. Kemacetan timbul, karena para demonstran menutup sebagian badan jalan. Selain membakar ban, mereka juga menahan berbagai jenis kendaraan lalu memalang di tengah jalan. Untuk meminimalkan kemacetan, petugas kepolisian berupaya nego dengan demonstran. Targetnya, agar jalan sebagai akses umum dapat dibuka lebar.
Sayang sekali, upaya itu tak membuahkan hasil yang maksimal. Kemacetan tetap tak terelakkan. Terganggunya akses jalan itu nyaris saja memancing kemarahan warga pada demonstran. Diluar dugaan, menjelang magrib, terjadi bentrok antara pengunjukrasa dengan petugas kepolisian di depan Kantor Gubernur dan depan kantor Kejati Sulsel. Berharap situasi dapat mereda, petugas kepolisian berkali-kali melepaskan gas air mata. Diluar dugaan, tak lama berselang, sejumlah busur beterbangan ke udara. Kemacetan yang terjadi berjam-jam itu, mengakibatkan banyak warga, termasuk anak sekolah berjalan kaki, karena angkutan umum tak ditemukan.
Itu terjadi, karena kepolisian mengalihkan angkot agar tak melintas di Jl urip Sumoharjo, mulai depan PLTD Tello hingga Fly Over. Kasubag Humas Polrestabes Makassar, Kompol Mantasiah menjelaskan, pengalihan arus terpaksa dilakukan, untuk mengantisipasi jangan sampai warga kena lemparan batu. Usai magrib kemarin, santer beberapa mahasiswa dan kepolisian cedera akibat bentrok di lapangan. Meski demikian, data akuratnya belum diperoleh. Beberapa hari sebelumnya, Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Endy Sutendi menyerukan agar mahasiswa demo dengan tertib. ”Silahkan demo, dan polisi sangat mendukung bahkan akan mengawal ejak start menuju lokasi tujuan hingga kembali ke kampus. Hanya saja, tolong akses jalan umum jangan diganggu,” pesan Endy Sutendi. (Mg07-Mg18/arf).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar